STUDI OPTIMUM CURRENCY AREA PADA ASEAN 5 MELALUI PENDEKATAN NILAI TUKAR
Abstract
Berangkat dari keinginan untuk memitigasi resiko dari guncangan ekonomi dan pengalaman krisis pada tahun 1997 dan tahun 2008 membuat negara-negara dikawasan ASEAN berencana menyatukan mata uangnya (currency union). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respon Rupiah terhadap guncanganmata uang negara ASEAN lain (Ringgit, Dollar Singapura, Baht dan Peso) begitu juga sebaliknya melihat respon mata uang negara ASEAN (Ringgit, Dollar Singapura, Baht dan Peso) terhadap guncangan Rupiah yang didasarkan kepada dua base county yakni base country Singapura dan base country Amerika. Selain itu, penelitian ini ingin melihat kesesuaian simetris shock dari guncangan yang ditimbulkan oleh ekonomi negara lain yang merupakan prasyarat dari teori optimum currency area. Penelitian ini menggunakan variabel real exchange rate dari negara ASEAN 5 dan alat analisis yang digunakan adalah vector autoregression (VAR). Hasil IRF dan FEDV menunjukkan bahwa baik respon Rupiah maupun respon mata uang negara ASEAN 5 lain (Ringgit, Dollar Singapura, Baht dan Peso lebih baik mendasarkan atau meng-peg nilai mata uangnya terhadap Dollar Singapura. Hal ini bisa dilihat dari pola respon yang simetris, dengan demikian bahwa negara-negara ASEAN 5 lebih cocok mengadopsi mata uang tunggal (single currency) jiga didasarkan kepada base country Singapura.
Kata kunci: Currency Union, ASEAN 5, Optimum Currency Area, Real Exchange Rate, Vector Autoregression (VAR)
Kata kunci: Currency Union, ASEAN 5, Optimum Currency Area, Real Exchange Rate, Vector Autoregression (VAR)
Refbacks
- There are currently no refbacks.