Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Tanaman Pangan (Studi Kasus Petani Padi Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur)
Abstract
Tingginya jumlah orang yang bekerja di Sektor Pertanian Jawa Timur tidak sebanding dengan pertumbuhan Sektor Pertanian. Kontradiksi ini mengakibatkan pertumbuhan pendapatan orang yang bekerja di Sektor Pertanian menjadi rendah. Perlu diketahui bahwa Sektor Pertanian terdiri dari lima sub sektor, diantaranya tanaman pangan, perikanan, perkebunan, kehutanan, dan peternakan. Sub sektor yang paling bermasalah adalah Sub Sektor Tanaman Pangan karena memiliki postur permasalahan yang sama dengan Sektor Pertanian. Hal ini mengindikasikan bahwa rendahnya pertumbuhan pendapatan orang yang bekerja di Sektor Pertanian paling banyak bertengger di Sub Sektor Tanaman Pangan. Oleh karena itu, perlu diteliti lebih lanjut mengenai apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani tanaman pangan di Jawa Timur dengan mengambil studi kasus petani padi di Kecamatan Singosari. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan analisis regresi cross section. Beberapa variabel independen yang digunakan adalah luas lahan, usia, jumlah keluarga, biaya tenaga kerja, biaya saprodi, dan biaya irigasi. Enam variabel yang diambil dalam penelitian ini bersumber dari teori produksi dan penelitian terdahulu. Sumber data diperoleh melalui proses wawancara secara terstruktur menggunakan kuesioner. Pengumpulan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling karena petani padi di Singosari tersebar di 17 desa. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa faktor yang berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani padi di Singosari adalah luas lahan, biaya tenaga kerja, dan biaya irigasi. Luas lahan berpengaruh signifikan positif. Biaya tenaga kerja berpengaruh signifikan negatif. Biaya saprodi berpengaruh signifikan positif. Sementara usia, jumlah keluarga petani, dan biaya irigasi tidak berpengaruh signifikan. Hasil tersebut mengindikasikan beberapa hal. Pertama, tingkat kesuburan lahan sawah di Singosari masih tinggi. Kedua, saprodi yang digunakan berkualitas tinggi. Ketiga, jumlah buruh tani terlalu tinggi. Keempat, usia petani padi paling banyak berada di rentang 44-54 tahun sehingga sebagian besar cara mengatur (skill) mereka dalam memproduksi padi masih sama. Kelima, anggota keluarga petani (family labour) tidak turut membantu dalam memproduksi padi. Keenam, saluran irigasi di Singosari dalam kondisi baik.
Kata kunci: Sektor Pertanian, Tanaman Pangan, Pendapatan Petani Padi, Luas Lah an, Usia Petani, Jumlah Keluarga Petani, Biaya Tenaga Kerja, Biaya Saprodi, Dan Biaya Irigasi.
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.