Analisis Kemandirian Fiskal dalam Era Otonomi dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Jawa Timur
Abstract
Otonomi memungkinkan pemerintah daerah memiliki wewenang untuk mengelola keuangan daerahnya termasuk dalam peningkatan kemandirian fiskal. Desentralisasi daerah dapat dinyatakan berhasil apabila daerah tersebut memiliki kapasitas fiskal yang dapat dimanfaatkan untuk pengeluaran belanja modal yang pada akhirnya dapat meningkatkan investasi daerah dan mendorong pertumbuhan ekonominya. Akan tetapi tingkat kemandirian fiskal kabupaten/kota dan Provinsi Jatim yang cenderung stagnan sekitar 25% akan dikhawatirkan mempengaruhi kelancaran aktivitas ekonomi Jatim melalui pertumbuhan ekonominya. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi persamaan simultan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemandirian fiskal dan rasio belanja pegawai memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap belanja modal ini mengindikasikan peningkatan kemandirian masih banyak alokasinya untuk belanja di luar modal serta rasio belanja pegawai yang cukup besar mengurangi ruang fiskal daerah untuk belanja modal sehingga investasi pemerintah maupun kemandirian fiskal tidak signifkan dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, hal ini dimungkinkan karena pengaruh belanja modal tidak dapat dirasakan secara langsung pada jangka pendek serta peningkatan kemandirian fiskal sama sekali tidak berpengaruh pada pendapatan masyarakat sehingga peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah mayoritas masih dipengaruhi oleh sektor investasi swasta.
Kata kunci: otonomi, desentralisasi, kemandirian fiskal, belanja modal, pertumbuhan ekonomi
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.