PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), KURS, DAN YIELD SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS), TERHADAP YIELD SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA (SBSN)
Abstract
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh inflasi, jumlah uang beredar, kurs, dan yield Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap yield Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear berganda dengan program SPSS. Penelitian ini mengolah data secara bulanan dengan urutan waktu atau time series dari bulan Maret 2016 sampai bulan Oktober 2018. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel inflasi berpengaruh positif terhadap yield sukuk ritel. Peningkatan inflasi menurunkan minat masyarakat untuk berinvestasi dalam SBSN. Hal ini terjadi karena real rate permintaan terhadap SBSN menurun. Apabila penawarannya tetap, maka yield SBSN akan meningkat karena pasar akan berekspetasi lebih dan membutuhkan return yang lebih besar. Jumlah uang beredar berpengaruh negatif terhadap yield sukuk ritel. Peningkatan yield yang diakibatkan penurunan harga sukuk dapat menurunkan jumlah uang beredar. Kurs dan yield SBIS berhubungan positif terhadap yield SBSN. Kenaikan kurs US dolar terhadap rupiah menyebabkan DJPPR meningkatkan yield sukuk. Hal ini dilakukan untuk mencegah investor menarik dananya keluar negeri. Kenaikan yield juga akan mengundang investor asing lainnya untuk berinvestasi di Indonesia. Yield SBIS mempunyai pengaruh positif terhadap government bond yield. SBIS dan SBSN merupakan free risk instrument. Sedangkan SBIS dan BI rate/7 days RR menjadi tolak ukur suku bunga pasar di Indonesia, yang menyebabkan kenaikan yield SBIS juga akan menaikkan yield SBSN.
Kata kunci: yield SBSN, inflasi, jumlah uang beredar, kurs, yield SBIS
Refbacks
- There are currently no refbacks.