Analisis Exchange Rate Pass-through: Efektivitas Penerapan Kebijakan Inflation Targeting di Asia Tenggara
Abstract
Fenomena ERPT menjadi semakin menarik ketika suatu negara memutuskan untuk menerapkan kebijakan IT. Hal ini dikarenakan perubahan nilai tukar secara langsung maupun tidak langsung dapat berpengaruh terhadap stabilitas inflasi sebagai tujuan utama kebijakan IT. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keefektivan kebijakan IT pada negara negara di Asia Tenggara, dengan menjadikan fenomena krisis 2008 sebagai tolak ukur peningkatan efektivitas kebijakan IT melalui penurunan tingkat ERPT (loss of pass-through). Selain sebagai dampak dari pembaruan kebijakan IT menjadi FIT yang terjadi di Indonesia, peningkatan efektivitas kebijakan IT juga diharapkan terjadi di Filipina dan Thailand sebagai hasil dari penurunan tingkat inflasi yang terjadi setelah periode krisis 2008 di masing-masing negara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan tingkat ERPT baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang berhasil membuktikan adanya peningkatan keefektivan kebijakan IT pada negara-negara di Asia Tenggara setelah krisis 2008. Hal ini menunjukkan bahwa dengan ada atau tidaknya pembaruan pada kebijakan IT bank sentral terus berusaha meningkatkan keefektivan dalam menjalankan kebijaknnya. Selain itu, peningkatan ERPT yang terjadi bukan berarti bahwa suatu negara gagal dalam mempertahankan stabilitas inflasinya, melainkan terdapat alasan lain yang perlu diperhatikan demi kepentingan perekonomian negara itu sendiri seperti pertumbuhan ekonomi dan daya saing global.
Kata kunci: Nilai Tukar, Indeks Harga Konsumen, Exchange Rate Pass through, Loss of Pass-through, Inflation Targeting, Flexible Inflation Targeting, Autoregressive Distributed Lag (ARDL)
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.