PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT, DAN BI 7-DAYS (REVERSE) REPO RATE TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) SEBELUM DAN SELAMA PANDEMI COVID-19 DI INDONESIA

Rina Ervina

Abstract


Sejak sejak awal tahun 2020, dunia menjadi resah karena adanya pandemi COVID-19. Pandemi menyebabkan banyak perusahaan kecil, menengah maupun besar yang akhirnya terpaksa menutup usahanya untuk sementara. Perekonomian dunia pun menjadi terguncang. Asian Development Bank (ADB) telah memperingatkan potensi kerugian ekonomi global sebesar US$ 347 miliar atau Rp5.697 triliun akibat pandemi COVID-19. Pasar keuangan domestik pun tak luput dari guncangan yang diakibatkan pandemi COVID-19. Hal ini terlihat dari derasnya arus modal keluar yang tercatat mencapai sebesar Rp.159,6 triliun antara Januari sampai April 2020. Di Indonesia, dampak dari pandemi COVID-19 telah menyebabkan melemahnya IHSG hingga memaksa BEI untuk menghentikan perdagangan saham sementara pada Maret 2020 akibat perilaku risk aversion. Perilaku risk aversion di pasar keuangan membuat situasi yang sangat ketat. Perilaku tersebut menyebabkan terjadinya rekomposisi dan realokasi struktur portofolio pemilik modal, dari asset yang dinilai memiliki risiko tinggi ke asset yang minim risiko. Perilaku tersebut menyulut capital outflow dan melemahnya kurs rupiah. Disisi lain, pasar modal merupakan salah satu indikator kondisi perekonomian di Indonesia yang dapat dilihat melalui pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Melemahnya kondisi pasar modal di Indonesia ketika pandemi mengharuskan pemerintah lebih berhati-hati dalam pengambilan kebijakan untuk meminimalisir kemungkinan tersjadinya ystem failure. Oleh karena itu, hubungan nilai tukar, harga saham, tingkat suku bunga, dan inflasi selama pandemi COVID-19 menjadi diskursus menarik untuk mengetahui bagaimana hubungan volatilitas pasar modal dan nilai tukar guna memperkecil risiko sistemik dalam mempermudah mengambil keputusan atau tindakan pencegahan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode regresi linier berganda yang dianalisis menggunakan uji linieritas, uji multikolinieritas, uji T, uji F, dan uji beda untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial dan simultan. Data yang digunakan merupakan data tingkat suku bunga BI-7days (Reverse) Repo Rate, Inflasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, dan IHSG yang berasal dari Bank Indonesia dan IDX sejak Januari 2019-Maret 2021. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum pandemi inflasi memiliki pengaruh signifikan terhadap IHSG, sedangkan BI-7days (Reverse) Repo Rate dan nilai tukar tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap IHSG. Ketika pandemi, BI-7days (Reverse) Repo Rate dan nilai tukar memiliki pengaruh signifikan terhadap IHSG dan inflasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Selain itu, seluruh variabel independent memiliki pengaruh secara simultan terhadap IHSG dan memiliki perbedaan yang signifikan saat sebelum dan selama Pandemi COVID-19.

Kata kunci: Indeks Harga Saham Gabungan, Pandemi COVID-19, Inflasi, Suku Bunga, Nilai Tukar.


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.